Ah! Gw dari awal memang udah mau bolos kuliah ini hari, tapi sok menyemangati diri buat kuliah. Kejadian aja kan yang nggak-nggak.
As usual, gw menggunakan kereta api sebagai public transport yang menyokong kegiatan gw sehari-hari. Pukul 07.10 kereta berangkat dari Stasiun Batu Ceper menuju Stasiun Duri, gw harusnya turun di Pesing.
Setelah melewati stasiun Kalideres tentunya menuju Rawa Buaya, namun detik-detik sebelum pemberhentian di Rawa Buaya, penumpang dari gerbong paling belakang panik tanpa sebab yg gw ketahui.
Gila! Gila banget tau ga kelakuannya! Kebetulan gw berada di gerbong ke 3 dari belakang, jadi gampangnya gerbong paling belakang itu nomer 7, nah gw ada di gerbong nomer 5. Sialnya penumpang dari gerbong 7 mendorong kearah depan terus saking paniknya. Mau gak mau gw pun ikut terdorong kan. Bahkan gw mendengar teriakan dari beberapa orang penumpang. Omaigatt gw sempat gemetar juga sih, terus ada yang berniat untuk memecahkan kaca rangkaian kereta, kemudian belakangan gw baru tau kalau ada 1 orang penumpang yang meloncat dari jendela. Deym!
Akhirnya pintu kereta terbuka, tapi sikap panik yang super anarkis dari para penumpang gak habis disitu. Ketika pintu terbuka seluruh orang saling mendorong dengan membabi buta, mati ga! Yang gw pikirin saat itu cuma jangan sampai sepatu gw lepas gila! Kebetulan gw pakai sepatu koko gw today dan kebesaran, makanya gw takut lepas hahahaha *ups salah fokus*
Baiklah mari kita lanjutkan kembali, after that, semua penumpang keluar dari rangkaian kereta. Dan gw baru mencium bau hangus gitu, desasdesus yang gw dengar sih bagian belakang kereta terbakar. Ya sudahlah bohuat juga gw, pukul 07.31 gw dimuntahkan keluar dari rangkaian kereta.
Setelah pikir beberapa kali, gw pikir untuk keluar cari alternative kendaraan lain. Eh sial ternyata hujan, ya gw gak bisa keluar dong, yaudala gw naik kereta yang menuju ke Tangerang lagi aja. Oh ya, sebelum gw naik kereta yang ke Tangerang, gw sempat mencuri dengar dari petugas KA yang bermasalah ini, faktanya yang terbakar bukan rangkaian kereta loh, melainkan handphone dari salah satu penumpang di gerbong khusus wanita pada bagian belakang.
Hahhh gw gak sempat telusuri lagi soal kebenaran itu statement. Intinya dari kejadian ini ya, cukup menghambat kegiatan perkuliahan gw lah. Nih gw lagi didalam kereta lagi, jadi ikut ke Tangerang sampai berangkat ke Pesing lagi. Jadi masih rancu nih, kesalahan ada pada penumpang atau penyedia jasa angkutan umumnya. Harapan gw ya kedepannya diusahakan semaksimal mungkin lah agar kejadian yang sama tidak terulang lagi. Akan lebih baik kalau di setiap gerbong ada 1 orang petugas yang standby, soalnya kan tau sendiri kelakuan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta tuh kayak gimana.
Okey kejadian ini cukup menimpa gw aja lah, jangan sampai salah satu diantara kalian para pembaca (yang ngefans bingits sama gw) ngalamin hal yang sama.
*abaikan kalimat yang ada didalam kurung*
Rabu, 26 Maret 2014
Djakarta Public Transportation
by
Fanny
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar